Retrospring is shutting down on 1st March, 2025 Read more
Dalam keheningan senja yang mulai merayap, aku mengeluarkan gitar akustik dari tasnya, seolah menyambut sahabat lama. Dengan hati-hati, jemariku memetik senarnya, memastikan nada yang keluar selaras dengan hatiku. Setelah beberapa petikan, kurasakan harmoninya sempurna. Jari-jariku kemudian mulai menekan chord C, dan alunan lagu "Penjaga Hati" dari Nadhif pun mengalir dari bibirku, menyatu dengan suara gitarku.
“Tak sadar ku temukan
Temukan wanita rupawan yang sadarkan
Dia seorang tiada lain tiada bukan
Hanya dia...”
Suara melodi itu memenuhi ruangan, setiap liriknya menggetarkan hati, menambah kedalaman suasana.
“Dia buatku nyaman
Dalam hangat pelukan
Dia perasa yang mengerti yang kurasa
Hanya dia...”
Setiap bait ku lantunkan dengan penuh perasaan, seolah mengisahkan sebuah cerita cinta yang begitu berarti.
“Kan ku arungi tujuh laut samudra
Kan ku daki pegunungan Himalaya
Apapun kan ku lakukan tuk dirimu sayang
Oh penjaga hati...”
Ketika lagu itu mencapai klimaksnya, mataku terpejam, membiarkan diri terhanyut dalam emosi yang terjalin oleh kata-kata dan nada.
“Karena bersamamu semua terasa indah
Gundah gulana hatiku pun hancur sirna
Janji ku tak kan ku lepas wahai kau bidadariku dari surga
Tuk selamanya...”
Lagu pun berakhir, meninggalkan jejak keheningan yang menenangkan. Aku tersenyum puas, lalu dengan perlahan memasukkan kembali gitar ke dalam tasnya. Ku gantungkan tas gitar di belakang tubuhku dengan gerakan yang tenang dan terukur.
Kemudian, tanpa banyak kata, aku mengeluarkan tas cerewet dan menodongkannya di hadapanmu, mataku menatapmu penuh harap, menunggu imbalan atas hiburan yang ku persembahkan.
Bibir ranum itu menampilkan lengkungan yang indah, senyuman manis dan hangat tersirat lugas di mimik sang gadis. Netra-nya tiada henti lelah menatap sang pemuda tampan di hadapannya. Suara merdu menggema di sekitar, hanya ada bunyi gitar dan nyanyian yang menyajikan bait-baitan indah.
"Woah,"
Rasa takjub menghiasi tubuh sang gadis, kedua telapak tangan pun menyatu, mengeluarkan suara tepukan seiring melodi lagu yang menggema di indra pendengaran. Ketika sang pemuda menghentikan aksinya, Aku pun langsung tersadar dari lamunan tersebut, mengamati setiap tindak-tanduk pemuda itu.
"Sudah selesai?" Katanya dengan nada yang pelan namun masih terdengar jelas.
Iris matanya menatap lurus ke arah tas yang berada di hadapannya sembari menatap bergantian antara tas dan netra pemuda tersebut. Aku langsung mengerti maksud dari pemuda itu. Dengan lugas jemari lentik merogoh ke arah saku dan mengeluarkan beberapa lembar kertas berwarna merah.
"1 juta untuk satu lagu, cukup? Kalau engga ayo nyanyi lagi, Nadhif. Hehe"
Kekehan khas yang menampilkan deretan gigi menyambut sang pemuda itu, sang gadis menunggu jawaban penuh harapan darinya. Berharap suara merdu itu tidak akan hilang dari permukaan. Mengharapkan baitan dan melodi kembali menyambut indra pendengaran. Sang gadis akan membayar berapa pun hanya untuk mendengar kembali melodi indah yang menghangatkan kalbu.
Retrospring uses Markdown for formatting
*italic text*
for italic text
**bold text**
for bold text
[link](https://example.com)
for link