Halo, Arca, selamat sore. Saya membalas ini sembari mempersiapkan kado kamu.

Oh, tadi siang saya sempat lihat kamu mengeluh kapan pulang. Ternyata sedang makan-makan keluarga besar ya? Semangat ya, Arca. Saya tidak masalah menunggu lama kok, take your time. Apalagi keluarga adalah hal paling penting.

Aduh, jangan dong. Nanti kalau saya error kerjaan saya tidak selesai. Saya jadi dilema, di satu sisi mau lihat kamu tertawa tapi di sisi lain tidak mau sering-sering error. Sepertinya saya harus mencari cara baru supaya kamu bisa tertawa. I think it's not really a hobby, but I had fun nonetheless. Siap, Bos, terima kasih atas bantuannya.

Iya. Iya lagi. Pasti kamu suka matematika ya? Saya kaget soalnya penyelesaiannya cepat sekali. Terima kasih atas pujiannya, besok saya coba buat yang lebih susah (eh).

Hmmm, nanti saya lampirkan di surat saya saja supaya bisa kamu pikirkan dulu. Tidak seru kalau di sini, nanti ketahuan. Yah... Itu mah dulu saat saya masih kuliah, kan uang saya terbatas. Kalau sekarang saya sudah aman, sudah bisa makan sesuka saya meskipun tidak sehedon Sisca Kohl (dia beda kasta).

Hehehe, saya suka begitu. Kadang saya mood makan, kadang tidak. Ini lebih ke arah makanan apa yang saya makan sih karena saya punya beberapa pantangan makanan. Terima kasih atas remindernya, saya akan lebih perhatian pada diri sendiri.

... Sebentar, ini saya lagi di luar dan saya tahan tawa. Panda... boleh sih. Meskipun saya tertawa membayangkan saya jadi panda yang seiseng itu memeluk kaki penjaganya atau jatuh dari pohon. Cukup cocok sih. Saya suka nickname itu, berarti sekarang saya Panda.

Setengah dua? Hm. Hmmm. Saya paham sih, kadang saya juga suka insomnia. Lain kali jangan terlalu larut ya, nanti kepala kamu pusing. Siap, Bos, saya coba perbaiki pola tidur saya juga.

Ohh, nice. Selamat beristirahat ya, semoga energi sosialnya kembali terkumpul. Sampai jumpa nanti malam dengan kuis saya!