Miyawa. · 1mo

Kedua kaki jenjangnya kini melangkah keluar dari pondok kecil tempat bernaungnya dari hantaman hujan maupun untuk menghindari dari paparan sinar matahari yang dapat menggosongkan kulit. Netra-nya menilik pemandangan di hadapannya, gaun dengan corak merah muda selaras dengan kulitnya yang putih. Mahkota kepala yang mengawang tampak indah nan menawan. Keranjang yang penuh dengan bunga tulip merah disampirkannya di lengan kirinya.

"Baiklah, hari yang cerah dan tugas yang harus aku selesaikan sekarang," katanya dengan nada yang hangat dan pelan.

Netra-nya kini mengamati pemandangan langit yang biru dengan awan putih yang khas menghiasi sang antariksa. Lengkungan kurva terlihat di pahatan wajahnya yang elok bagaikan karya yang agung. Hembusan angin mengipas wajahnya, namun senyuman indah tak luntur akan hal itu. Kini gadis itu mendapati sosok yang berjalan ke arahnya, dengan lugas gadis itu menghampiri sosok tersebut.

"Halo, maaf mengganggu waktu Anda," Diriku menarik kedua sudut bibir hingga senyuman itu semakin lebar terlihat. Tanganku dengan lentik mengambil setangkai bunga dari keranjang, mendapati dirimu yang sedang kebingungan dengan aksiku. "Untukmu, kau tahu arti bunga Tulip? Tulip melambangkan deklarasi arti dari rasa cinta. Aku harap kasih sayang selalu menyertai setiap tindak-tandukmu. Kau juga bisa memberikan bunga ini kepada seseorang yang kau sayangi." Aku menyodorkan setangkai bunga itu ke hadapanmu. Senyuman masih terlihat jelas di wajah yang elok ketika dirimu menerima bunga tersebut.

"Aku tidak tahu kau menyukai bunga atau tidak, aku hanya ingin memberikan ini saja padamu, berharap hari-hari yang menyenangkan akan segera terjadi. Waking up to a brand new day is a gift, and I hope you embrace it with open arms and a positive mindset. Today, I wanted to remind you how incredible and strong you truly are. Life can be challenging at times, but never forget that every obstacle you face is an opportunity for growth. Remember, you have the power to overcome any hurdle that comes your way!

Let go of any self-doubts or negative thoughts that may weigh you down. Believe in yourself and your abilities. Surround yourself with positive energy, uplifting people, and continue working towards your goals. Progress may be slow, but each step forward, no matter how small, counts towards your success. I encourage you to take a moment today to appreciate the little things in life. Whether it's the warmth of a morning coffee or the smile of a loved one, these small moments hold immense joy. Have A Blessed Day." Kataku dengan nada yang hangat dan tenang.

Gaun berwarna hitam pekat dengan corak kemerahan yang dikenakannya melambangkan hari yang suram. Rasa lelah menyelimuti diri hendak dia singkirkan barang sejenak, dengan berjalan keluar guna menyegarkan pikiran. Rambut coklat muda digulung asal, penutup wajah tak lupa ia kenakan. Melangkahkan kaki tanpa tujuan, menatap pemandangan sekitar dengan perasaan hampa. Monoton, pikirnya.

Lamunan terhenti kala melihat gadis bergaun merah yang familiar dimata. Kakinya tanpa sadar melangkah ke arah gadis tersebut. Dirinya melepaskan kain tipis yang menutupi sebagian wajah, memperlihatkan lengkungan kurva tipis yang jarang menghiasi wajah pucatnya.

"Kebetulan sekali bisa bertemu denganmu, Nona Miyawa." Netraku melebar seperkian detik kemudian kembali seperti semula kala mendapati dirimu memberikan setangkai bunga tulip yang sama menawannya dengan parasmu. Senyumanku melebar ketika mendengar ucapan penuh kebaikan, kebahagiaan, serta penyemangat yang dirimu ucapankan.

"Terima kasih, Nona. Saya dengan senang hati menerimanya. Setangkai bunga ini sangat berharga bagi saya, begitu pula dengan kata-kata penuh dengan kebaikan yang engkau lontarkan. Saya akan menyimpannya dengan baik-baik." Diriku memejamkan mata sejenak, menghirup aroma segar dari kelopak bunga digenggaman tangan. Aura kesedihan perlahan menghilang dari diriku, tergantikan dengan perasaan gembira beraroma bunga jasmine.

"Semoga kebaikan terus menyertaimu, Nona Miyawa." Diriku memindahkan pegangan bunga ke tangan kiri, sementara tanganku yang satunya sibuk merogoh sesuatu dari saku rok pendek berwarna hitam pekat yang ku kenakan. Diriku menyodorkan parfum beraroma ceri hitam dengan campuran bunga mawar, iris, dan vanilla.

"Anggap saja sebagai hadiah atas kebaikan hatimu yang membuat hariku menjadi lebih berwarna. Semoga kebahagiaan selalu menghampirimu, kebaikan selalu menyertaimu, dan keberuntungan dipihakmu. Aku tidak terlalu pandai dalam merangkai kata-kata, kuharap parfum ini dapat mewakili betapa bahagianya dan sehangnya diriku terhadap dirimu." Ucapku masih dengan senyuman lembut dan lebih hangat dari sebelumnya saat dirimu menerima parfumku.

Retrospring uses Markdown for formatting

*italic text* for italic text

**bold text** for bold text

[link](https://example.com) for link