hello, Anon-san! · 1y

Halo kak, aku mau cerita jadi ini tahun pertama aku masuk perkuliahan, tapi bukan di prodi yang aku pengen, kalau kampus sih puji syukur udah sesuai sama yang aku pengen. tahun ini rencananya aku mau ikut ujian tes masuk univ. lagi kak, aku pengen ngejar prodi impian aku biar nanti aku bisa merealisasikan cita-cita aku. tapi di satu sisi aku takut gagal lagi kak, akhir-akhir ini aku bingung, aku selalu mikir-mikir lagi apa aku beneran mau ikut tes lagi atau lanjut aja kuliah di prodi yg sekarang.

tapi aku pengen banget kak kejar impian aku (ini impian aku dari lama), tapi aku juga ga yakin bakalan bisa masuk kampus aku yg sekarang dengan prodi yg aku mau (karena persaingannya yg ketat dan kemampuan ku yg biasa aja). setahuku kalau mau pindah prodi itu pun ga bisa kak, soalnya grade prodi aku (rendah) sama prodi impian aku (tinggi) itu ngga sama (bisanya pindah dari grade tinggi ke rendah, bukan rendah ke tinggi). aku juga minta pendapat ke temen aku, kata dia mending salah jurusan tapi di kampus yg udah top biar nanti cari kerjanya enak karena kampusnya nya udah terkenal, daripada ngejar prodi impian aku tapi di kampus yg biasa-biasa aja yg belum tentu enak cari kerjanya. kalau kata temen aku yg lain dia bilang kaya gini kak, intinya gapapa kuliah di kampus yg biasa aja yg penting kamu bahagia dan kamu bisa kejar impian kamu, tapi posisinya dia itu kuliah di kampus yg bagus juga kak, aku takut dia bilang gitu cuma buat ngehibur aku aja :(

aku sebenernya juga sayang kak mau ngelepas kampus ku yg sekarang karena ini juga salah satu kampus impian aku, tapi jujur aku di prodi yg sekarang juga bingung kuliah kaya gaada feel-nya, aku sampe bingung disini mau ngejar apa? kaya kuliah sekedar kuliah terus ngerjain tugas, gaada motivasi lagi kak. dari semester satu aku udah ngerasa tertekan, stress ngerasa ga cocok di prodi ini, bahkan aku sampe sering nangis. aku juga kurang cocok sama lingkungannya kak, terutama sama pertemanannya. menurut kakak mending aku kubur cita-cita aku tapi aku kuliah di kampus yg sekarang (kampusnya bagus+impianku) atau aku tetep kejar prodi impian aku tapi ngelepas kampus ku yg sekarang dan pindah ke kampus yg biasa aja?

p.s : prodi yg aku ngerasa ga cocok ini sebenernya pilihan kedua aku sih kak, soalnya aku bingung mau isi apa lagi karena aku cuma suka prodi impianku (ini aku taro di pilihan satu) bener-bener ngga ada prodi lain lagi yg aku suka. dan ternyata aku keterima di pilihan kedua yaitu prodi yg sekarang aku kuliah. sebenernya ortu aku dari awal juga ga setuju sih kak kalau aku masuk prodi ini, cuma aku aja yg ngeyel karena waktu itu aku mentingin gengsi doang bisa kuliah di univ bagus, nyatanya prodinya sendiri pun aku ga seneng dan malah tertekan ngejalaninnya (aku tau ini emang salah aku).

makasih banyak sebelumnya kak udah mau baca cerita aku, maaf kalo cerita aku berbelit-belit 🥲🙏🏻

halo, anon-san! sebelumnya makasih banyak ya udah bersedia menunggu responku. udah sebulan nggak aktif retrospring karena aktivitas real life, alasan kesehatan, sampai jam rutinitas yang agak berubah semenjak bulan puasa. terima kasih banyak ya sudah percaya dengan safe space-ku dan mengerti kondisiku.

ada beberapa hal yang ingin aku sampaikan. pertama, nggak jaminan dapet univ bagus terus jadi gampang dapet kerja, gitu. karena percuma juga dari univ bagus tapi IPK pas-pasan. nggak semua orang demen ikut organisasi/kepanitiaan, ya. maka itu nggak sedikit juga freshgrad yang CV-nya terkesan "plontosan". kalau situasinya kayak gitu, mau nggak mau harus punya IPK yang mumpuni, dong? selain itu apapun kondisi kita beda banget sama Jepang yang kalau udah resmi jadi anak PTN top three tuh nggak perlu pusing-pusing nebar lamaran. kenapa? mereka yang nyari-nyari kita, mereka yang ngejer-ngejer kita. lah di sini? aku sendiri sebagai alumni PTN top three pernah ngerasain nganggur dan kelimpungan nyari kerja selama tiga bulanan. kalau kerja yang macem freelance misal, yaa udah aku lakoni sebelum lulus sebagai interpreter event jejepangan. tapi yang namanya standar society ya bund, kalo nggak kerja di kantor yang from monday to friday, 9 to 5, itu tuh kayak bukan kerja. untung banget anak-anak Gen Z berhasil ngedobrak itu. sebagai anak millennial bontot, aku ngerasa bersyukur banget sama kalian dan pengen deh rasanya muter waktu agar aku bisa nikmati bahagiaku sendiri tanpa beban tuntutan masyarakat yang kadang suka nggak ngotak hwhwhw

kedua, ini aku blatantly speaking yaa. mau itu pilihan kedua kek, ketiga kek, bagi orang yang terlampau logis (kadang sih, kadang!) kayak aku tetep menganggapnya itu semua adalah pilihanmu. jadi meskipun itu pilihan kedua dan kamu bisa lulus seleksi kuliah di sana, yaa itu bagian dari konsekuensi pilihanmu saat itu. kalau dibolehin flashback, kira-kira apa alasannya kamu memilih prodi itu sebagai pilihan kedua? di sini aku belum tahu nih, kamu masuk univ itu apakah, misal, melalui jalur SBMPTN (seleksi PTN tertulis rame-rame itu dah pokoknya) di mana kamu bisa pilih satu prodi di berbagai PTN atau kamu masuk di universitas itu dengan jalur mandiri (jadi cuma bisa pilih prodinya aja gitu). kalaupun kamu suka dengan satu prodi itu aja, mungkin kamu bisa cari "anakannya" sehingga ilmunya masih nyerempet-nyerempet dengan prodi yang paling kamu inginkan itu. misal, kamu keukeuh banget pengen masuk FK. sebagai pilihan kedua, kamu bisa ambil FKM, atau Keperawatan, atau Biologi. meskipun yaa jangan dibandingin karena ilmunya jelas-jelas beda, tapi setidaknya ada yang nyerempet-nyerempet dikit.

ketiga, di sini aku nggak bisa menentukan jawaban pastinya kamu harus bagaimana dan ngapain. karena apapun kamu yang akan sepenuhnya menjalani. kamu bisa mendiskusikan ini kepada orang tuamu agar mereka bisa membantumu memberi arahan. jika kamu merasa kurang nyaman dengan orang tua, kamu bisa coba diskusikan kepada saudara yang berkapasitas buat diajak ngobrol soal dinamika perkuliahan, atau ke dosen yang kamu percaya, atau bisa ke psikolog pendidikan jika memang mentok tidak menemukan siapapun yang nyaman diajak diskusi. tapi yang paling penting, coba temukan core problem/inti permasalahannya: apakah benar murni karena keilmuannya yang nggak cocok di kamu, atau faktor eksternal yang sangat memengaruhi kamu menjadi rentan demotivated, seperti yang kamu sebutkan lagi soal pertemanan. kalau pun sebelumnya orang tua sudah mengingatkan, yaa nggak apa-apa. hal yang wajar apabila masa muda kita bisa terlalu idealis hingga terkesan mengabaikan saran dan masukan orang lain. I mean, sisi positifnya berarti kamu tahu apa yang diinginkan dan tidak mudah digoyahkan orang lain.

kalau dibilang, "akunya aja yang ngeyel mentingin gengsi", "aku tau ini emang salah aku", yaa tolerable sih menurutku. siapa sih yang nggak pengen dipandang wow karena berhasil nembus suatu univ favorit? siapa sih yang nggak pernah idealis di jamannya? I mean, semua yang kamu rasakan, alami, dan pertimbangkan adalah valid. jadi silakan dipikir-pikir kembali mengenai core problem yang ngebikin kamu jadi tertekan kuliah dan segera mengambil keputusan. sometimes nggak apa-apa kok, mundur selangkah untuk bisa maju tiga langkah nantinya. yang penting kamu bisa mempertanggungjawabkan pilihanmu seutuhnya. kalau di awal aja kamu udah ngerasa tertekan gini, gimana nanti ngejalanin perkuliahan di semester-semester tua? gimana nanti kalo udah waktunya ngeskripsi? semangat ya, anon-san! aku berharap ada kabar baik darimu setelah ini.

Retrospring uses Markdown for formatting

*italic text* for italic text

**bold text** for bold text

[link](https://example.com) for link