Retrospring is shutting down on 1st March, 2025 Read more
Halo kak ara! Kak aku bener2 bingung dan gak tau harus cerita sama siapa, maaf jg kl ini panjang bgt. Jadi aku anak pertama dari 2 bersaudara. Aku skrng ini ngerantau di luar kota, tp masing sering balik. Adik aku baru pacaran sama orang 4 tahun lebih tua dari dia, which is setengah tahun dibawah aku. My mom obsessed banget sama itu cowok, karena he is rich and having his own business. But aku sama my dad sebenernya gak suka sama dia. Mereka diem2 sering keluar kota bareng, kadang jg ijin kl ke luar kota, tapi ijinnya sama my mom aja coz she knows me and my dad dont like him. My mom bener2 terlalu support their relationship. Aku udah berkali2 ingetin awas aja smp ada apa2, coz i know style temen2 seumuran aku kl pacaran. And yes, long short story she is pregnant. Bener2 seperti apa yang aku takutin selama ini. Waktu aku tau aku cuma bilang aku gak kaget sama sekali karena aku udah berusaha keras ngingetin. My dad cuma bisa pasrah, mau gimana lagi kata dia, udah terlanjur, yg penting segera di sahkan. Dia bahkan setenang itu ga ngehajar itu cowok or adikku. Aku malah ngerasa lbh marah sama ortuku, selama ini aku selalu berusaha jadi anak yg terbaik buat mereka. Selalu ikutin kata2 mereka, even untuk hal2 kecil aku selalu minta persetujuan mereka. Bahkan hal2 yg mau aku lakuin sebatas menghype cowo2 kpop ku :' gak bakalan sampe bikin aib keluarga kaya gini. Aku beneran marah knp my dad ga marah, apa besok2 hal2 yg mau aku lakuin mending gak usah bilang? Soalnya sama aja if i make mistake juga paling bakal dimaafin pasrah udah terlanjur, but i guarantee bukan bikin aib keluarga kaya gini. Aku kecewa pengen marah sama semuanya, pengen ngata2in adik aku kaya lont*, pengen marah keluarin semua uneg2 aku sama my parents and pengen nonjok cowok adikku. Aku marah sama keadaan kenapa aku berusaha hidup baik2 bertahun, memprotect diri sebaik mungkin tp aku harus menanggung aib yg gak aku buat? Bahkan aku udah berusaha mencegah. Aku bener2 capek sampe dititik ini cuma pengen ngeluarin emosi, ngata2in orang. Aku harus gimana kak, aku capek. Ini pertama kalinya aku ngerasa secapek ini, ditambah masalah2 kerjaan juga. Aku gak siap gimana aku harus menghadapi temen2 aku dan orang diluaran sana kl sampai mereka tau ini.
halo, anon-san! sebelumnya makasih banyak sudah berkenan menunggu responku. udah sebulanan nggak buka retrospring karena berbagai macam alasan, tapi terhitung mulai kemarin (9 April?) udah mulai aktif lagi hehehe... terima kasih juga telah percaya sama safe space abal-abal buatanku ini, ya. semoga setidaknya kamu bisa memiliki wadah untuk mengekspresikan emosi tanpa perlu diketahui identitasnya.
anon-san, segala emosi yang kamu rasakan jelas valid adanya. dari message kamu, aku bisa merasakan ketidakstabilan emosimu karena kamu overwhelmed sama buanyak hal. kamu nggak abis pikir sama semuanya. kamu belum bisa mencerna dan menerima semuanya dengan baik dan kamu merasa ini semua nggak adil. mulai dari peringatan yang kamu lontarkan perihal relasi romantis adikmu kepada Ibu yang diabaikan, hingga kamu merasa kecipratan dan seakan turut serta atas apa yang sedang dialami adikmu padahal kamu sudah berbuat baik dan menjaga martabat keluarga. aku sangat sangat sangat bisa memahami apa yang kamu rasakan, anon-san. aku cukup bisa membayangkan betapa sulit dan lelahnya jadi kamu saat ini, meskipun yaa nggak 100% sih karena apapun aku bukan kamu.
anon-san, kalau aku boleh bilang, sebenarnya core problem rasa capek kamu bukan 100% di masalah ini kok. masalah adikmu ini kayak "gong"-nya aja. gong... alat musik? gong itu nggak tiap saat dibunyiin kayak, misal, kulintang atau suling saat event musik tradisional. tapi sekalinya dipukul, bunyinya mak duoooong dan "mendominasi" kan, ya? itulah keadaan kamu saat ini. kamu sendiri juga yang mengatakan bahwa sedang ada masalah pekerjaan. sebagai orang yang aktif bekerja, apapun profesi dan status karyawannya (mau freelance, magang, belum tetap, atau karyawan tetap) tuh sama-sama capek: capek fisik iya, capek batin apalagi. barangkali juga ada masalah-masalah lain yang kamu pendam dan ketumpuk dalam jangka waktu lama. kemudian, itu semua terakumulasi sehingga yaa inilah puncaknya. kamu mulai butuh space untuk meledakan semua emosi-emosimu. mulai pengen ngatain adikmu l***e, pengen marah sama semua orang, dan lainnya.
kalau menurutku pribadi, kamu tidak bertanggung jawab atas kejadian yang menimpa adikmu kok. good for you! karena kamu telah berhasil menjaga martabat keluarga. I mean, meskipun lahir dari sperma dan rahim yang sama, tidak berarti segala output-annya harus sama. mulai dari fisik hingga pola pikir, kebiasaan hingga kepribadian, pasti beda kan? apa yang menimpa adikmu adalah sepenuhnya tanggung jawab adikmu. apa yang menimpa adikmu bukanlah "aib" yang bahkan kamu harus menerima cipratannya. kemudian, "aib" di sini menurut siapa? kalau ternyata buat adikmu ini bukan aib, gimana? kalau ternyata buat orang tuamu bukan aib, gimana? tiap orang punya definisi dan indikator aib (untuk konteks ini, ya) yang berbeda-beda. mungkin kamu mengatakan hal tersebut adalah aib karena, salah satunya, terpengaruh oleh stigma masyarakat ya? kalau perempuan nggak bisa jaga "mahkotanya", maka dia adalah perempuan gagal, perempuan murahan, kayak l***e, sampah masyarakat yang cuma menuh-menuhin dunia doang?
dari sini bisa diketahui bahwa kamu sudah memperingati adikmu hingga Ibumu agar memerhatikan dinamika relasi romantisnya, tapi akhirnya adikmu mengalami kehamilan yang tidak diinginkan (KTD). bisa jadi sebelum kejadian itu, adikmu terpengaruh oleh "pembawaan" pacarnya. kita juga nggak tahu apakah ada kekerasan psikis yang subtle, yang dilakukan oleh pacarnya kepada adikmu. misal, memanipulasi hingga men-gaslighting adikmu agar mau berhubungan intim dengannya hingga menjanji-janjikan ini-itu? tidak semua orang langsung peka dengan hal-hal seperti itu. banyak hal yang harus "dibaca" secara jernih dari situasi ini, meskipun yaa memang sulit sih untuk kondisi kamu yang emotional state-nya kurang stabil ya?
fokuslah pada hal-hal yang bisa kamu kendalikan, anon-san. hidupmu akan terlalu penuh duka kalau kamu memusingkan hal-hal di luar kendali kamu. setiap hari, kita nggak akan pernah bisa menghindar dari orang atau momen yang ngejengkelin. If I were you, aku nggak akan semarah itu sama adik sampai punya pikiran untuk ngatain dia lont*. I mean, kalian sama-sama perempuankah? apakah iya kata "lont*" itu sebutan yang bijak diucapkan dari perempuan untuk perempuan? di luar sana nggak sedikit yang terpaksa menjadi le karena faktor ekonomi. apakah lont* serendah itu, sampai kamu pun kepikiran adikmu seperti lont*?
kemudian soal orang tuamu, anggap saja ini menjadi pelajaran yang berharga ketika kamu menjadi orang tua kelak. apa hal-hal baik dari mereka yang perlu kamu lanjutkan dan apa hal-hal kurang baik dari mereka yang perlu kamu putus agar anakmu tidak merasakannya juga. memang sakit rasanya, sangattt sakit. tapi apakah ada untungnya buat kamu dalam memelihara rasa sakit itu terus-terusan? mungkin nanti, di masa depan, kamu bisa curcol tipis-tipis sama Ibumu di kala situasinya lagi adem. ungkapin pelan-pelan perasaan kamu yang sungguh nyesek dan kecewa atas kejadian yang menimpa adik secara asertif dan halus. ajak beliau diskusi secara damai, mengapa begini dan begitunya. memang harus dikomunikasikan, sih... soalnya kalau dipendem terus yaa sama aja kayak kamu nanem bom waktu.
yang paling penting, temukan dulu core problem-nya. apakah benar-benar murni karena peristiwa ini, atau sebenarnya yaa persoalan adikmu ini cuma "gong" aja. belajarlah untuk melepas emosi secara sehat, jangan kebanyakan mendem atau merepresi emosi. kayak kita sakit nggak segera diobati malah dipendem pura-pura sehat, yaa lama-lama jadi makin parah dan bisa jadi ngerepotin orang sekitar atau ngeluarin biaya yang nggak sedikit. biarkanlah waktu membuatmu belajar untuk menerima dan memaafkan keadaan dengan lapang dada. gapapa, sekarang proseslah semua emosimu dengan bijak, ya. pelan-pelan aja. jangan terlalu keras sama diri sendiri. semangat!
Retrospring uses Markdown for formatting
*italic text*
for italic text
**bold text**
for bold text
[link](https://example.com)
for link