Retrospring is shutting down on 1st March, 2025 Read more

hello, Anon-san! · 1y

halo kak araaa, aku mau curhat lagii hehe aku yg kemarin curhat tentang temenku yg bikin story yg ga ada "aku" nya.

jadi kan akutu emg se angkatan cuma kita beda kelas. nah kemaren tuh emang kita ga sengaja ketemu. serius aku bingung mau reaksi gimana jujur aku tiap liat dia dari jauh pun kaya sesek gitu kaya langsung keinget lagi terus rasanya mau nangis tiap inget. nah kemaren tuh ketemu kan kita pas pasan dan dia nyapa gitu kaya biasa nanya2 juga. yaudah ku respon dia kak kaya biasa jg. yg aku heran kok bisa dia ga ngerasa bersalah. aku kira dia bikin story itu biar aku jauhin dia. tapi kok nyatanya dia kaya bersikap biasa aja. aku bingung + kesel juga dia tuh mau nya gimana. aku mau bersikap biasa aja tuh kaya udh sakit hati gitu kak, jujur masih kesel kalo keinget lagi sama storynya. akutuh bingung harus bersikap gimana setiap ketemu. sedangkan aku tuh rasanya sesek aja tiap liat mukanya.

halo, anon-san. wah, sepertinya safe space ini benar-benar bisa jadi safe space untukmu mengeluarkan segala gundah-gulana yang dirasa, ya. aku harap safe space ini ke depannya tidak hanya sekadar menjadi wadah bagi siapapun untuk numpahin uneg-unegnya anonymously, tapi juga bisa menjadi wadah untuk menambah kesadaran kritis sehingga terdorong untuk keluar dari lingkaran permasalahan yang dialami juga lebih "pede" dan mandiri dalam mengambil langkah-langkah terbaiknya dalam menghadapi permasalahan tersebut.

mungkin di dua pertanyaan kamu sebelumnya, aku sudah menyampaikan bahwa di dunia ini ada hal-hal yang bisa sepenuhnya kita kontrol dan ada hal-hal yang sepenuhnya tidak bisa kita kontrol. perihal bagaimana tindakan dan tuturan orang lain terhadap kita, perspektif kita di mata orang lain, body language mereka saat berhadapan dengan kita, adalah hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan 100%. perihal "kok bisa dia ga ngerasa bersalah", "dia kaya bersikap biasa aja", dll itu yaa jelas nggak bisa kita kontrol. berharap dia punya rasa bersalah? berharap dia minta maaf dan ngejelasin semuanya ke kamu? bukankah itu sama saja seperti buang-buang energi? kenapa kamu sebegitunya sama dia, setelah apa yang sudah kamu hadapi selama ini? daripada memfokuskan energimu ke hal-hal yang tidak bisa kamu kendalikan, mungkin ada baiknya kamu fokus ke hal-hal yang bisa kamu kendalikan.

kamu berhak bahagia tanpanya, kok. kamu berhak untuk tidak mengizinkan dirimu tersakiti lagi dalam sebuah relasi pertemanan. perasaan bingung, kesal, sesek, hingga mau nangis adalah hal yang sangat valid. tapi aku harap ini tidak berlangsung lama, ya. kamu berhak menjalin relasi pertemanan dengan seseorang/suatu kelompok yang sehat, suportif, dan bisa saling membawa diri ke arah yang lebih baik. semangat, ya!

Retrospring uses Markdown for formatting

*italic text* for italic text

**bold text** for bold text

[link](https://example.com) for link