Thank you for your sweet prayer cantik, ofc I’ll do. Long story short, dulu memang cita-citanya masuk Kedokteran. SNMPTN ditolak, lalu bertindak SBMPTN. I know to be a medstud is difficult jadi setelah tes sbm, aku lanjut ujian tulis ke UNS dan milih prodi yang masuk ke fakultas kedokteran. Jadi, aku pilihlah D4 K3 UNS (waktu itu belim di pindah ke SV). SBM ditolak, tapi utul diterima. Akhirnya masuk deh jadi mahasiswi K3, saat itu aku masih kekeh buat nyoba SBM lagi ya.. jadi aku kuliah sambil ikut SBM, tapi emang takdirnya bukan di Kedokteran. Meskipun begitu, aku masih bisa ngerasain semua praktikumnya anak pendidikan dokter karena di K3 UNS sendiri memang lebih condong ke kesehatan kerja, masih ikut praktikum anatomi, fisiologi, responsi mikrobiologi dll. Jadi bukan ke engineering, kalau dibandingin sama PPNS dan UNDIP memang jauh banget.

Sampai disemester terakhir, penelitianku pun topiknya tentang Kesehatan Kerja. Waktu itu pandemi, dan lulusku 4 tahun telat 9 bulan. Kebetulan waktu itu memang skripsiku mengangkat beban kerja mental tenaga kesehatan covid-19, jadi membutuhkan waktu yang lama. Karena aku merasa ilmu kesehatanku masih kurang, aku kepikiran untuk lanjut magister public health dan syukur alhamdulillahnya memang ditakdirkan di S2 IKM UNS (lagi). Aku minta doanya ya teman-teman semoga diakhir bulan September atau awal Oktober ini sudah siap melakukan sidang seminar tertutupnya. Kalau punya mimpi besar jangan dibawa tidur terus ya, meskipun perjuangannya gak mudah. Semoga sukses untuk kita semua!🤍