Retrospring is shutting down on 1st March, 2025 Read more
Thank you. For find me in this Corner of the World.
512
Konnichiwa, tomodachi.
Enggak tahu? Ngapain ya?
Hari nya capek banget sensei, sensei sendiri gimana harinya? Emang, benci banget sama bulan sedih ini.
Kedua kaki jenjangnya kini melangkah keluar dari pondok kecil tempat bernaungnya dari hantaman hujan maupun untuk menghindari dari paparan sinar matahari yang dapat menggosongkan kulit. Netra-nya menilik pemandangan di hadapannya, gaun dengan corak merah muda selaras dengan kulitnya yang putih. Mahkota kepala yang mengawang tampak indah nan menawan. Keranjang yang penuh dengan bunga tulip merah disampirkannya di lengan kirinya.
"Baiklah, hari yang cerah dan tugas yang harus aku selesaikan sekarang," katanya dengan nada yang hangat dan pelan.
Netra-nya kini mengamati pemandangan langit yang biru dengan awan putih yang khas menghiasi sang antariksa. Lengkungan kurva terlihat di pahatan wajahnya yang elok bagaikan karya yang agung. Hembusan angin mengipas wajahnya, namun senyuman indah tak luntur akan hal itu. Kini gadis itu mendapati sosok yang berjalan ke arahnya, dengan lugas gadis itu menghampiri sosok tersebut.
"Halo, maaf mengganggu waktu Anda," Diriku menarik kedua sudut bibir hingga senyuman itu semakin lebar terlihat. Tanganku dengan lentik mengambil setangkai bunga dari keranjang, mendapati dirimu yang sedang kebingungan dengan aksiku. "Untukmu, kau tahu arti bunga Tulip? Tulip melambangkan deklarasi arti dari rasa cinta. Aku harap kasih sayang selalu menyertai setiap tindak-tandukmu. Kau juga bisa memberikan bunga ini kepada seseorang yang kau sayangi." Aku menyodorkan setangkai bunga itu ke hadapanmu. Senyuman masih terlihat jelas di wajah yang elok ketika dirimu menerima bunga tersebut.
"Aku tidak tahu kau menyukai bunga atau tidak, aku hanya ingin memberikan ini saja padamu, berharap hari-hari yang menyenangkan akan segera terjadi. Waking up to a brand new day is a gift, and I hope you embrace it with open arms and a positive mindset. Today, I wanted to remind you how incredible and strong you truly are. Life can be challenging at times, but never forget that every obstacle you face is an opportunity for growth. Remember, you have the power to overcome any hurdle that comes your way!
Let go of any self-doubts or negative thoughts that may weigh you down. Believe in yourself and your abilities. Surround yourself with positive energy, uplifting people, and continue working towards your goals. Progress may be slow, but each step forward, no matter how small, counts towards your success. I encourage you to take a moment today to appreciate the little things in life. Whether it's the warmth of a morning coffee or the smile of a loved one, these small moments hold immense joy. Have A Blessed Day." Kataku dengan nada yang hangat dan tenang.
Aku sungguhan bingung harus bagaimana menanggapi ini tapi sungguh terimakasih banyak Miyawa-san atas penyemangat dan segala harapan yang di ucapkan untuk ku. Semoga Miyawa-san juga selalu dalam kondisi seperti yang di utarakan di atas. 🤍
Dengan gerak tangan yang lembut dan penuh kehati-hatian, aku mengeluarkan gitar akustik dari sarungnya yang usang, seakan mengeluarkan benda pusaka yang sarat akan kenangan. Jemariku yang piawai menyentuh senar-senar itu, memeriksa harmoni yang timbul dari setiap petikan. Setelah memastikan bahwa nada-nadanya telah sempurna, aku mulai menekan senar untuk memainkan chord Am, membuka jalan bagi lagu dari Avenged Sevenfold yang berjudul "So Far Away."
Kata-kata dan nada mengalir bak aliran sungai yang tenang namun mendalam:
"Never feared for anything
Never shamed but never free
A life to heal the broken heart with all that it could..."
Setiap bait yang kulantunkan terasa sarat dengan perasaan, menggambarkan kisah kehilangan dan perjuangan untuk sembuh dari luka yang mendalam. Nada-nada gitar mengiringi setiap kata, menciptakan harmoni yang menggetarkan jiwa dan membawa pendengar ke dalam dunia penuh introspeksi.
"Lived a life so endlessly
Saw beyond what others see
I tried to heal your broken heart with all that I could
Will you stay?
Will you stay away forever?"
Dengan setiap petikan senar dan nada yang menyertainya, suasana menjadi semakin sarat emosi. Lirik-lirik tersebut menggambarkan perjuangan batin dan kerinduan yang mendalam, memaksa pendengar untuk merenungkan makna kehilangan dan cinta yang abadi.
"How do I live without the ones I love?
Time still turns the pages of the book it's burned..."
Nada-nada itu terus bergema, menciptakan suasana yang penuh dengan keindahan melankolis. Setiap petikan senar menambah kedalaman makna yang terkandung dalam lirik, membawa pendengar dalam perjalanan emosional yang mendalam.
"Sleep tight, I'm not afraid (not afraid)
The ones that we love are here with me
Lay away a place for me (place for me)
'Cause as soon as I'm done I'll be on my way
To live eternally..."
Setelah mengalun dengan penuh intensitas, lagu itu mencapai puncaknya, meninggalkan jejak harmoni yang menggema dalam keheningan. Suara terakhir menghilang, meninggalkan rasa keheningan yang penuh makna di udara.
Aku menghela napas panjang, kemudian tersenyum dengan kepuasan yang tulus. Dengan gerakan lembut, aku memasukkan kembali gitar ke dalam sarungnya, memastikan setiap detail terjaga dengan baik. Gitar itu kemudian kugantungkan di belakang tubuhku, seakan membawa kenangan indah bersamanya.
Dengan langkah yang tenang namun penuh arti, aku mengeluarkan tas cerewet dari saku, dan dengan senyum penuh harap, menodongkannya di hadapanmu. Sebuah isyarat halus yang meminta imbalan atas persembahan musikal yang baru saja kusajikan, mengharapkan pengakuan atas upaya yang telah kulakukan dengan sepenuh hati.
Loh, harus di bayar tah?
Ini retro kamu theme nya hijau atau biru sih? Tapi bagus sih Walau rada sakit mata liatnya //eh
Maafin, warna hijau.
Memii main yukk
Mau main apa?
Main WuWa ayo.
Aku lagi fokus main HSR dulu.
Retrospring uses Markdown for formatting
*italic text*
for italic text
**bold text**
for bold text
[link](https://example.com)
for link