good people · 11d
How? Dan lagi, mungkin entah karena kakak lama gak update atau karena pas update cuma up 1-2 panel aja, aku ngerasa gaya storytelling kakak berubah. Author lain biasanya fokus sama main problem dan perkecil filler chapter, tapi kakak malah kebanyakan filler chapter dan main problemnya justru diskip terus menerus. Aku kasih contoh kayak proses Gata jatuh cinta, proses Gentari rasain hal yang sama, proses Gentari nolak dan paling baru proses mereka jelasin perasaannya satu sama lain. (3)
Gaya storytelling aku berubah pada bagian apa ya…
Aku abis check narasi 2G dari awal banget sampe bikin epilogue. Itu totalnya 50rb lebih kata, cara aku menyampaikan kata perkata menurutku sama saja, itu baru menurutku.
Jadi untuk tidak mau merasa bahwa hanya opiniku yang menyimpulkan itu, seminggu yang lalu aku cari dan bayar 3 orang editor naskah yang berbeda dari 3 penerbit besar di Indonesia melalui relasiku sebagai orang yang memang pernah bekerja pada bidang itu, mereka aku bayar buat baca ceritaku dari awal sampai akhir.
Aku mendapat hasil sejak dua hari lalu, jawabannya hampir sama = tidak ada yang berbeda dari cara aku berstorytelling.
Storytelling yang sama, font juga sama, ukuran font sama, kerapian paragraf sama, titik koma tidak pernah berubah pasti sesuai dengan kaidah.
Jadi aku bingung, maksud gaya storytelling berbeda itu pada bagian mana?
Aku bukan anti kritik, tapi aku sampai mencari orang-orang profesional untuk menyetujui pendapat kamu jika seandainya storytellingku itu memang beda, maka akan kuakui dan minta maaf.
